Fadli Zon Sayangkan Sikap Pemerintah Soal Temuan FKM UI: Sulit Sekali Akui Kesalahan & Minta Maaf

76

Politisi Gerindra Fadli Zon menyoroti jawaban pemerintah terkait temuan FKM UI soal awal mula wabah corona di indonesia.

Seperti diketahui, Juru Bicara Pemerintah untuk penangana Corona, Dr. Achmad Yurianto, mengaku dirinya tak pernah diberitahu soal temuan pakar FKM UI yang menyebutkan bahwa wabah Covid-19 ini sudah ada di Indonesia sejak bulan Januari 2020.

Yuri bahkan meminta publik untuk menanyakan langsung pada sang pakar terkait temuan terebut.

“Sebaiknya menanyakan ke UI, karena saya juga tidak pernah dikasih tahu jika memang mereka menemukannya,” ujarnya, melansir dari Tribunnews Maker.

Mengenai hal ini, Fadli Zon menyayangkan sikap yang diambil oleh pemerintah.

Hal itu ia sampaikan via akun Twitter resmi @fadlizon pada hari Senin, 20 April 2020 kemarin.

Awalnya, ia menyebutkan bahwa pemerintah pusat terlalu meyakini virus corona tidak akan masuk ke Indonesia.

Ia menganggap pemerintah sulit mengakui kesalahan dan meminta maaf pada masyarakat.

Tak hanya itu, Fadli Zon juga menilai pemerintah terlalu sibuk mempertahankan argumen yang salah.

“Sejak awal pemerintah pusat meyakini virus corona nggak bakal masuk Indonesia, bukankah begitu?”

“Sulit sekali mengakui kesalahan dan minta maaf.”

“Sibuk mempertahankan argumen yang salah walaupun semakin mempertontonkan ketidakbecusan.”

Hingga berita ini ditulis, cuitan tersebut sudah mendapatkan 1,3 ribu likes dan diretweet 420 kali.

Seperti diketahui, penularan virus corona atau Covid-19 diprediksi sudah terjadi di Indonesia sejak bulan Januari hingga Februari 2020.

Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono.

Atas alasan itulah, ia menyangsikan kasus pasien 1 dan 2 terjangkit Covid-19 karena tertular dari warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia.

Seperti diketahui, pasien 1 dan 2 diduga positif Covid-19 setelah melakukan kontak fisik dengan warga negara Jepang tersebut.

Like Facebook Kami

“Makanya kasus yang ditemukan pada bulan Maret itu, orang masih nyangkal, oh itu orang Jepang yang bawa.”

“Salah, orang Jepang itu tertular di Jakarta,” kata Pandu pada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

“Ketika dia pulang demam, sakit diperiksa sudah covid.”

“Bukan dua orang pertama yang dilaporkan itu tertular dari orang Jepang, keliru,” sambungnya.

Pandu menjelaskan, sejak Januari-Februari lalu sudah terdapat banyak laporan pasien bergejala Covid-19.

Namun, kala itu pemeriksaan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan belum siap dalam mendeteksi Covid-19, sehingga hasil yang dikeluarkan selalu negatif.

“Tapi hasil tesnya masih negatif karena waktu itu pada awal-awal bulan itu, tes yang di Badan Litbangkes belum siap, jadi hasilnya negatif terus,” ungkapnya.

Pandu mengatakan, penularan lokal yang tidak terdeteksi itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 melonjak, baik dengan gejala ataupun tanpa gejala.

“Jadi virus itu sudah lama beredar di Indonesia, cuma kita kan terlena sekali menganggap enggak ada, Indonesia bebas virus.”

“Itu yang membuat menjadi kondisinya seperti sekarang,” ujar Pandu.

Pandu kemudian menjelaskan mengapa penularan lokal terjadi sejak awal tahun.

Penularan lokal terjadi karena Indonesia masih membuka penerbangan ke lokasi yang terdampak Covid-19, yakni Wuhan, China.

Sebelum akhirnya China menerapkan kebijakan lockdown.

“Artinya di antara penumpang yang bolak balik Wuhan-Jakarta itu dan lima kota lainnya di Indonesia, di Makassar, di Batam, sudah ada yang membawa virus,” ucap Pandu.

Adapun Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama virus corona di Indonesia pada Senin (2/3/2020) lalu.

Ada dua warga Depok, Jawa Barat, yang dinyatakan positif terjangkit virus corona. Pasien 1 berumur 31 tahun dan pasien 2 berumur 64 tahun.

Pasien 1 diketahui sempat melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia.

You might also like